Jangan Pandang Casingnya, Tapi Lihat Isinya

Jangan Pandang Casingnya, Tapi Lihat Isinya

Oleh: Muhamad Sarman|Suarakyat.com

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering terjebak menilai sesuatu hanya dari “casing”-nya. Secara harfiah, casing adalah pelindung – bisa untuk ponsel, komputer, hingga sumur. Namun dalam konteks sosial, casing bisa berarti penampilan luar: jabatan, status, gaya bicara, atau pakaian.

Ambil contoh sederhana. Dua orang mengucapkan kalimat yang sama: “Mari kita hidup rukun dan saling berbagi dengan sesama.” Satu dari rakyat kecil, satu dari tokoh ternama yang punya jabatan. Kalimat yang sama akan diterima dengan persepsi berbeda, hanya karena casing yang berbeda.

Inilah masalahnya. Kita terlalu sering melihat siapa yang bicara, bukan apa yang dibicarakan. Terlalu banyak pujian diberikan pada casing yang mewah, meskipun isinya belum tentu tulus. Sementara mereka yang berbicara dengan hati jernih, namun tampil sederhana, kerap diabaikan.

Kita harus mulai membuka mata dan hati. Kejujuran, ketulusan, dan hikmah bisa datang dari siapa saja – bukan hanya dari mereka yang tampil meyakinkan di layar kaca atau duduk di kursi kekuasaan. Masyarakat yang dewasa adalah masyarakat yang mampu menyaring makna, bukan terpukau pada penampilan luar.

Casing bisa memperdaya. Tapi isi sejati akan tetap berbicara, bagi mereka yang mau mendengar dengan hati.

Mari kita bangun budaya menilai dari kedalaman, bukan dari permukaan. Karena emas tetaplah emas, meski dibungkus koran. Dan sampah tetaplah sampah, walau dibungkus plastik mewah.l

Exit mobile version