Mari Kita Berantas Segala Bentuk Premanisme, Tanpa Pandang Baju dan Jabatan

Mari Kita Berantas Segala Bentuk Premanisme, Tanpa Pandang Baju dan Jabatan

Suarakyat.com (16/5/2025) – Di negeri yang kita cintai ini, keadilan adalah harapan bersama. Kita semua mendambakan hidup dalam suasana aman, tenteram, dan bermartabat. Namun akhir-akhir ini, dua bentuk premanisme kembali menjadi sorotan: premanisme berdasi dan premanisme yang diduga melibatkan oknum dari organisasi masyarakat.

Premanisme berdasi sering kali tersembunyi di balik meja rapat, dalam kebijakan yang menyengsarakan rakyat, atau dalam praktek korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Mereka mungkin tampak rapi, berbicara manis, namun diam-diam menindas lewat keputusan yang tidak berpihak pada keadilan.

Di sisi lain, ada pula premanisme jalanan yang kadang mengatasnamakan ormas atau kelompok tertentu, yang menebar ketakutan, memalak, atau memaksakan kehendak dengan cara-cara kekerasan. Ini pun tak bisa dibenarkan dalam negara hukum.

Dua-duanya sama-sama berbahaya. Sama-sama menyakitkan rakyat kecil. Sama-sama merusak nilai kemanusiaan dan mencederai keadilan.

Dalam Islam, Nabi Muhammad SAW bersabda,
“Sesungguhnya hancurnya umat-umat sebelum kalian adalah karena jika orang terhormat mencuri, mereka membiarkannya. Tapi jika orang lemah mencuri, mereka menegakkan hukum atasnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Sabda ini mengingatkan kita agar keadilan tidak memandang status. Bahwa kejahatan tetaplah kejahatan, meski pelakunya berpakaian necis atau membawa simbol-simbol agama dan organisasi. Tidak boleh ada standar ganda.

Penyakit premanisme bukan hanya masalah hukum, tapi juga moral dan iman. Bila hati bersih, tak akan tega menyakiti sesama. Bila jiwa takut kepada Allah, tak akan mudah menindas walau punya kekuasaan.

Mari kita lawan segala bentuk premanisme dengan cara yang adil dan bermartabat. Bukan dengan kebencian, bukan pula dengan kekerasan, tapi dengan keberanian menegakkan kebenaran. Dengan doa dan upaya nyata agar negeri ini benar-benar menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur — negeri yang baik dan mendapat ampunan Tuhan.

Semoga para pemimpin diberi keberanian untuk berlaku adil. Semoga rakyat diberi kekuatan untuk bersuara tanpa rasa takut. Dan semoga kita semua dijauhkan dari sifat zhalim, baik dalam skala kecil maupun besar. Amin.MSar|Suarakyat.com

Disclaimer:
Tulisan ini adalah opini pribadi penulis berdasarkan interpretasi budaya dan fenomena sosial yang berkembang. Tokoh “Sengkuni bermuka dewa” digunakan sebagai simbol dan tidak merujuk langsung pada individu tertentu. Jika ada kesamaan nama, karakter, atau peristiwa, itu semata-mata kebetulan dan tidak disengaja.

Exit mobile version