Judi Online, Penjajah Gaya Baru yang Menghancurkan Bangsa

Oleh: Muhamad Sarman|Suarakyat.com
Di balik layar ponsel dan komputer, sebuah bencana sosial sedang menggerogoti bangsa ini perlahan tapi pasti: judi online, atau yang kini populer disebut judol. Ia tidak mengenal latar belakang—menjerat rakyat biasa, anak muda, orang tua, aparat penegak hukum, hingga pejabat tinggi.
Tidak sedikit rumah tangga hancur karena judol. Ayah menggadaikan motor, ibu menangis diam-diam, anak-anak kehilangan masa depan, dan hubungan keluarga yang semula erat menjadi retak. Uang habis, kepercayaan lenyap, dan harga diri luluh lantak.
Yang lebih mengerikan, candu ini tak tampak dari luar. Pelakunya bisa tetap tersenyum di depan umum, padahal di dalam dirinya tengah berperang dengan rasa malu, utang, dan kebingungan.
Ini bukan sekadar masalah pribadi. Ini darurat moral dan sosial.
Ironi pun terjadi ketika sebagian pihak yang mestinya menindak justru ikut menikmati “manisnya” meja judi digital. Negara seolah membiarkan, bahkan terkesan kalah oleh sistem yang rapi dan masif.
Padahal jelas, judi online adalah penjajahan modern—merampok perlahan, tapi mematikan. Merampas penghasilan rakyat kecil, menghancurkan generasi muda, dan melumpuhkan ketahanan keluarga. Di tengah semua ini, pengelola situs terus meraup untung miliaran per hari.
Masyarakat tidak bisa terus diam. Pemerintah tidak bisa terus kompromi. Ini saatnya menyatakan perang habis-habisan terhadap judi online. Bukan dengan wacana, tapi tindakan nyata. Jika tidak, kita akan menyaksikan satu per satu anak bangsa tenggelam dalam ilusi kekayaan instan, dan kehilangan arah untuk selamanya.