Jangan Marah pada Suara Rakyat, Pak Bupati!

Pati, Suarakyat.com – 5/8/2025 – Sebuah video viral kembali menggegerkan jagat maya ( Ade Stiawan @Advis) ini menampilkan Bupati Pati, Jawa Tengah, yang adu mulut dengan seorang pedagang kaki lima (PKL) di wilayahnya. Dalam tayangan singkat itu, tampak suasana panas ketika sang bupati merespons protes atau keluhan dari pedagang yang merasa terpinggirkan oleh kebijakan penataan kota.
Dengan nada tinggi dan gestur emosional, kepala daerah tersebut tampak menanggapi pedagang yang dianggap “ngeyel” atau terlalu banyak bicara. Di sisi lain, pedagang itu—yang mewakili suara rakyat kecil—hanya berusaha menyampaikan kegelisahan hidupnya yang kian sulit karena aturan yang dirasa tidak berpihak.
Peristiwa itu sontak menuai reaksi keras dari publik. Bukan karena semata perdebatan antara pejabat dan rakyat, tapi karena gaya komunikasi seorang pemimpin yang dianggap kurang mencerminkan jiwa kepemimpinan yang bijak dan empatik.
Rakyat Kecil Bukan Lawan, Tapi Amanah
Kita tentu tidak menutup mata bahwa penataan kota dan ketertiban umum adalah bagian dari tugas pemerintah daerah. Tapi cara menyampaikan dan merespons keluhan rakyat, terutama dari kalangan kecil seperti pedagang kaki lima, juga menunjukkan kualitas kepemimpinan. Seorang bupati bukan hanya pejabat administratif, tapi teladan dalam sikap dan tutur kata.
Pedagang kaki lima bukan musuh. Mereka adalah rakyat kecil yang sedang mencari nafkah secara terbuka, bukan koruptor yang bersembunyi di balik meja. Mereka hidup dalam kesempitan ekonomi, bersaing dengan kebutuhan sehari-hari, dan masih mampu taat pada aturan selama diberi ruang dan pendekatan yang manusiawi.
Kita pahami bahwa konflik di lapangan bisa membuat emosi naik. Tapi bukan berarti seorang kepala daerah boleh kehilangan kontrol. Yang dibutuhkan rakyat adalah pendengar yang sabar, bukan pemarah yang merasa paling benar.
Pemimpin Sejati Tak Gentar Dikritik
Peristiwa ini menjadi cermin. Jangan-jangan, terlalu banyak pemimpin daerah yang alergi pada kritik. Mereka nyaman berpidato dari podium, tapi gelagapan saat dihadapkan langsung dengan keluhan rakyat kecil. Padahal, justru di sanalah ujian sejati seorang pemimpin: mampu tetap rendah hati ketika berhadapan dengan rakyatnya, bukan hanya ketika diliput media.
Momen ini semestinya menjadi evaluasi bersama. Untuk Bupati Pati dan seluruh pemimpin daerah lainnya: jadilah pemimpin yang merangkul, bukan yang membentak. Yang mendengar, bukan yang menuduh. Rakyat kecil tidak butuh disalahkan. Mereka hanya ingin hidup layak di tanah sendiri.
[Kontributor: Jiyono|Editor: MSar|Suarakyat.com]
Catatan redaksi:
Artikel ini merupakan opini penulis. Suarakyat.com terbuka terhadap hak jawab dan koreksi sesuai UU Pers.
Artikel ini merupakan opini yang dimuat di Suarakyat.com untuk tujuan memberikan pandangan kritis terhadap isu publik.
Setiap informasi yang disampaikan bersumber dari pemberitaan dan/atau video yang telah beredar di ruang publik. Jika terdapat pihak yang merasa dirugikan atau keberatan atas pemuatan artikel ini, dapat menghubungi redaksi untuk klarifikasi dan hak jawab sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.