banner 728x250

Opini Publik: Isu Ijazah Palsu: Kalau Memang Mudah, Mengapa Dibuat Rumit?

banner 120x600
banner 468x60

Opini Publik: Isu Ijazah Palsu: Kalau Memang Mudah, Mengapa Dibuat Rumit?

MENJELANG peringatan Hari Ulang Tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 80 tahun, Bangsa Indonesia masih di sibukkan dengan isu ijasah palsu yang menurut orang awam masyarakat bawah akar rumput yang populer disebut wong cilik, sebenarnya peristiwa tersebut sangatlah mudah di selesaikan, namun menjadi isu besar yang akhirnya sulit dan berbelit belit menjadi perdebatan orang orang besar, orang orang hebat, yang bersilang pendapat dan panjang yang tak berujung.

banner 325x300

Masyarakat yang menonton debat isu ijazah palsu kini mulai merasakan jenuh, di dalam kejenuhannya banyak yang berpendapat, “Sebetulnya perkara ini sangatlah mudah dan sederhana untuk diselesaikan—asal semua pihak mau menempatkan, dan mendudukkan kejujuran sebagai dasar yang utama” Katanya.

Pendapat itu logika sekali, dan sangat nalar, Pertanyaannya sederhana: sudahkah masing-masing pihak yang pro dan kontra terhadap isu tersebut benar-benar sudah jujur dalam menyikapi? Jawabnya masih berada di rumput yang bergoyang.

Logikanya begini. Roy Suryo dan kawan-kawan sudah menyampaikan hasil penelitian dan temuannya. Harapan rakyat, jelata, wong cilik, yang selalu menjadi obyek saat pemilihan umum, berharap Presiden Jokowi—melalui para jubir atau timnya yang setiap hari tampil di layar TV maupun media sosial—cukup memberikan sanggahan berdasarkan bukti otentik. Tapi kenyataan yang terjadi justru terjadi debat dengan narasi yang panjang, yang melelahkan masyarakat.

Secara umum, memang ada pihak yang berpendapat bahwa kepolisian sudah menyatakan ijazah tersebut identik, UGM menyebutnya asli, bahkan ada guru besar ikut menguatkan pernyataan itu. Bahkan sudah ada korban dua orang warga masyarakat di penjara atas isu tersebut, Namun sayangnya, pembuktian secara terbuka terhadap objeknya—yaitu ijazah itu sendiri—tidak pernah diperlihatkan ke publik. Padahal, sebelumnya juga ada tokoh seperti Pak Kasmujo yang sempat memberikan bantahan.

Nah, Andai saja isu tersebut di tempatkan atas nama demi kepentingan rakyat, seorang pemimpin mau berjiwa negarawan, cukup tunjukkan saja ijazahnya secara terbuka. Kalau memang asli, semua tuduhan otomatis gugur, dan konsekuensi hukumnya terhadap Roy Suryo cs tinggal dijalankan. Selesai, tanpa drama panjang yang melelahkan. Tetapi yang terjadi berbeda, harus proses hukum, melalui tuduhan pencemaran nama baik, ujaran kebencian dan lain lain.

Bagaimanapun masyarakat arus bawah sebagai obyek politik setiap lima tahun sekali tetap berharap kepada para orang orang hebat di negeri ini bersedia menunjukkan sikap negarawan sejati—memilih langkah yang bijak yang terhormat, yang paling tepat, cepat, dan jelas, memihak kepentingan rakyat secara umum, bukan malah membuat rakyat lelah dengan adu narasi, adu mulut, adu hebat di panggung debat, tapi tanpa ujung tanpa solusi.

Mari kita sebagai bangsa yang besar, jangan selalu larut dalam isu yang diduga sengaja di buat drama, mari sebagai warga masyarakat arus bawah kita sambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 80 ini dengan apa yang kita bisa, kita buktikan omongan orang orang hebat ketika ia bertanya “Apa yang sudah kamu perbuat untuk negeri ini,” Tentu pertanyaan itu bisa kita jawab sebagai rakyat jelata, “Ya,… Minimal kita tidak koprupsi, itulah sumbangsih kita sebagai rakyat jelata kepada negara”. Salam Nalar Akal Waras. Merdeka.
[Redaksi Suarakyat.com]

Disclaimer:
Tulisan ini merupakan opini publik yang menggambarkan pandangan sebagian masyarakat terhadap isu ijazah palsu. Isi opini ini tidak dimaksudkan untuk menyatakan fakta hukum atau tuduhan pribadi, melainkan pandangan dan harapan publik terkait transparansi dan penyelesaian isu secara terbuka.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *