Debat Publik: Antara Pencerahan dan Kebisingan
Oleh: Muhamad Sarman | Suarakyat.com
Suarakyat.com – 14 Agustus 2025, Debat adalah salah satu pilar demokrasi. Ia menjadi sarana untuk menguji gagasan, mempertajam argumen, dan mengukur integritas para tokoh publik di hadapan rakyat. Namun, apakah semua debat membawa manfaat? Ataukah sebagian justru menambah kebisingan yang membingungkan masyarakat?
Baca juga:
Ketika yang Lantang Bicara Hukum Ternyata Tersandung Hukum
Belakangan ini, ruang publik—baik di televisi maupun media sosial—ramai oleh perdebatan para tokoh besar mengenai isu ijazah. Mahasiswa, akademisi, hingga warga di pelosok desa ikut membicarakan topik ini. Dampaknya pun berlapis, ada yang positif namun tak sedikit pula yang negatif.
Dampak Positif bagi Rakyat
1. Kesadaran Akan Transparansi
Perdebatan soal ijazah membuat rakyat lebih sadar akan pentingnya integritas dan keterbukaan data pejabat publik.
2. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis
Masyarakat belajar menilai argumen, membedakan fakta dan opini, serta memahami bahwa klaim tanpa bukti adalah rapuh.
3. Dorongan Akuntabilitas
Tokoh yang terbuka dan bersedia menjawab tudingan memberi teladan bahwa jabatan publik adalah amanah yang menuntut kejujuran.
Dampak Negatif bagi Rakyat
1. Pengalihan Isu
Perhatian masyarakat bisa terpecah dari persoalan mendesak seperti harga bahan pokok, lapangan kerja, dan layanan publik.
2. Polarisasi Sosial
Debat yang tidak menghasilkan kejelasan justru membelah rakyat menjadi kubu-kubu yang saling menyerang, baik di dunia maya maupun di lapangan.
3. Erosi Kepercayaan
Tuduhan yang terus dilontarkan tanpa penyelesaian dapat mengikis kepercayaan rakyat pada semua pihak, bahkan pada sistem demokrasi itu sendiri.
Debat publik yang dikelola dengan tertib, berbasis data, dan fokus pada substansi adalah vitamin bagi demokrasi. Namun, jika hanya menjadi panggung adu retorika, sindir-menyindir, dan memanfaatkan isu sensasional, maka yang tersisa hanyalah kebisingan.
Dalam demokrasi yang sehat, debat adalah alat untuk mencari kebenaran, bukan sekadar memenangkan sorakan penonton. Rakyat membutuhkan pencerahan, bukan pertunjukan yang mengaburkan fakta.