Relawan Sejati Bukan untuk Politik, Tapi untuk Kemanusiaan
Oleh: Muhamad Sarman|Suarakyat.com
Relawan sejatinya adalah jiwa yang terpanggil oleh rasa kemanusiaan, bukan oleh kepentingan politik. Mereka bekerja tanpa pamrih, tanpa ambisi jabatan, dan tanpa mengharap imbalan. Namun sayangnya, makna luhur kata relawan kini mulai terdegradasi.
Di masa kini, istilah relawan sering dipakai untuk kepentingan politik. Banyak yang menamakan diri relawan politik, padahal aktivitasnya lebih mirip tim kampanye atau pendukung tokoh tertentu. Akibatnya, kata relawan yang dulunya identik dengan keikhlasan dan persatuan kini justru sering dikaitkan dengan perpecahan dan permusuhan.
Baca juga:
MBG: Tujuannya Mulia, Tapi Pelaksanaannya Perlu Ditinjau Ulang
Bukti nyata bisa kita lihat di sekitar kita. Gara-gara ikut satu kelompok relawan, saudara jadi pecah, teman jadi putus, bahkan hubungan keluarga pun jadi renggang. Di tingkat RT saja, perbedaan pilihan politik bisa menimbulkan dendam dan rasa kesumat yang bertahan lama. Ironisnya, ini terus berulang dari pemilu ke pemilu — seakan bangsa ini tidak pernah belajar dari luka sosial yang sama.
Lebih menyedihkan lagi, di media sosial setiap hari kita disuguhi tontonan orang berdebat, saling sindir, bahkan saling menghina, dan semuanya mengatasnamakan relawan. Padahal mereka bukan membela nilai, tapi membela tokoh. Suasana dunia maya yang seharusnya bisa menjadi ruang edukasi dan silaturahmi, kini justru menjadi ajang permusuhan dan adu kebencian.
Kalau bicara soal hukum, sebenarnya tidak ada aturan resmi yang melegalkan keberadaan relawan politik. Mereka bukan bagian dari struktur partai, bukan pula tim kampanye yang diatur oleh KPU. Keberadaan mereka lebih bersifat informal, bahkan seringkali tidak memiliki tanggung jawab moral maupun sosial yang jelas.
Karena itu, wajar bila banyak yang berpendapat bahwa relawan politik sebaiknya dibubarkan atau setidaknya dibatasi perannya. Jangan sampai istilah relawan terus disalahgunakan demi kepentingan politik jangka pendek, sementara masyarakat terus menjadi korban perpecahan.
Relawan sejati adalah mereka yang bergerak karena hati, bukan karena bendera politik. Mereka hadir saat bencana datang, saat rakyat kecil kesusahan, saat kemanusiaan dipanggil. Mereka tidak menonjolkan tokoh, tetapi menonjolkan nilai kemanusiaan.
Sudah saatnya kita kembalikan makna relawan ke tempat yang benar — bukan di panggung politik, tapi di lapangan kemanusiaan.
Disclaimer:
Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis yang disampaikan sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi sosial dan moral masyarakat saat ini. Artikel ini tidak bermaksud menyudutkan pihak, kelompok, atau individu manapun, termasuk organisasi relawan politik tertentu. Semua pandangan yang disampaikan bertujuan untuk mendorong refleksi bersama agar semangat kerelawanan kembali pada nilai kemanusiaan, bukan kepentingan politik.