banner 728x250

Mengeluh Tak Pernah Menyelesaikan Masalah

banner 120x600
banner 468x60

Mengeluh Tak Pernah Menyelesaikan Masalah

Oleh : Muhamad Sarman| Redaktur Suarakyat.com.

banner 325x300

Suarakyat.com – 17 – September – 2025 Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar keluhan. Harga kebutuhan pokok naik, lapangan pekerjaan terbatas, birokrasi lamban, hingga kondisi politik yang tak menentu. Semua itu dijadikan alasan untuk berkeluh kesah. Namun, pertanyaan mendasarnya: apakah keluhan mampu menyelesaikan persoalan?

Mengeluh sebagai Kebiasaan

Mengeluh sejatinya manusiawi. Ada saat di mana seseorang butuh meluapkan emosi. Tetapi, ketika keluhan berubah menjadi kebiasaan, maka lahirlah sikap pasrah yang berbahaya. Hidup hanya diisi dengan menyalahkan keadaan, tanpa ada keinginan untuk mencari jalan keluar.

Baca juga :

Ibu 65 Tahun Jadi Korban Dugaan Penipuan Jual Beli Tanah, Laskar FPI Turun Tangan”

Fenomena ini kian mengakar. Alih-alih mencari solusi, banyak orang memilih menjadi “korban” dari situasi. Akhirnya, mental bangsa kita terjebak pada pola pikir negatif: mudah putus asa, cepat menyerah, dan enggan berjuang.

Dampak pada Kehidupan Pribadi dan Sosial

Kebiasaan mengeluh berdampak luas. Pada diri pribadi, keluhan terus-menerus menumbuhkan stres, kecemasan, bahkan rasa rendah diri. Pada lingkup sosial, orang yang sering mengeluh cenderung dijauhi karena dianggap membawa energi negatif. Di sisi ekonomi, mereka yang malas berusaha akibat terlalu sibuk mengeluh akan kehilangan banyak kesempatan.

Tidak ada bangsa besar yang dibangun dari rakyat pengeluh. Sebaliknya, bangsa yang maju selalu lahir dari masyarakat yang gigih berusaha, kreatif, dan tidak mudah menyerah.

Mengganti Keluhan dengan Tindakan

Mengeluh memang lebih mudah daripada berusaha. Tetapi, sejarah mencatat, perubahan selalu datang dari mereka yang memilih bergerak, meski dalam keterbatasan. Petani yang terus menanam meski harga gabah sering jatuh, pedagang kecil yang tetap berjualan meski persaingan ketat, hingga pelajar di desa terpencil yang tetap semangat menuntut ilmu meski fasilitas minim.

Mereka memberi teladan bahwa mengeluh hanya memperlambat langkah, sedangkan usaha—meski kecil—membuka jalan bagi perubahan.

Seruan untuk Bangsa

Editorial ini mengajak seluruh pembaca untuk merenung. Sudah terlalu lama bangsa kita disibukkan oleh keluhan tanpa aksi. Padahal, yang dibutuhkan justru keberanian untuk bangkit, mencari peluang, dan bekerja keras.

Bangsa ini tidak boleh terjebak dalam lingkaran gagal: mengeluh → malas → tertinggal → makin banyak mengeluh. Lingkaran itu hanya bisa diputus dengan kesadaran bahwa masa depan ditentukan oleh tindakan, bukan keluhan.

Sudah saatnya kita berani menukar keluhan dengan kerja nyata. Karena sejarah membuktikan, hanya mereka yang berusaha dan bekerja keras, bukan yang sibuk mengeluh, yang akhirnya dikenang dan dihargai.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *