Kartini Milenial 2025: Melawan Korupsi dengan Kodrat dan Hati Nurani
Boyolali, Suarakyat.com (21/4/2025) – Setiap April, gema nama Kartini kembali mengisi ruang-ruang ingatan bangsa. Ia bukan sekadar tokoh sejarah, tapi simbol emansipasi yang berakar pada keberanian dan ketulusan hati. Kartini tidak pernah ingin menghapus kodrat perempuan. Justru sebaliknya, ia ingin perempuan yang berpendidikan mampu memainkan peran luhur sebagai ibu, pendidik, dan penjaga nilai moral dalam keluarga dan masyarakat.
Namun kini, lebih dari seratus tahun sejak surat-surat Kartini menggugah dunia, kita dihadapkan pada kenyataan pahit: korupsi telah merasuk ke setiap sendi kehidupan, bahkan sejak dini pemerintahan baru pun, sudah muncul kasus-kasus yang mencederai harapan rakyat.
Di tengah keputusasaan itu, bangsa ini merindukan kelahiran Kartini-Kartini baru. Bukan hanya dalam wujud perempuan cerdas, tetapi juga perempuan yang sadar akan kodratnya—yang menjunjung tinggi kejujuran, kepedulian, dan keberanian moral. Kartini milenial tahun 2025 harus mampu berdiri di garis depan perlawanan terhadap korupsi, bukan dengan kekerasan, tetapi dengan keteladanan dan hati nurani.
Ia bisa jadi ibu yang menanamkan integritas sejak dini. Ia bisa menjadi guru yang mendidik tanpa pamrih. Ia bisa pula menjadi pemimpin yang tidak silau kekuasaan. Kartini yang seperti inilah yang dinantikan rakyat: perempuan yang tidak kehilangan jati diri di tengah modernitas, namun juga tak gentar bersuara saat keadilan diinjak-injak.
Di tengah kekecewaan publik yang terus menggunung, mari kita kobarkan semangat Kartini—bukan hanya untuk memperjuangkan hak perempuan, tapi juga untuk menyelamatkan masa depan bangsa dari belenggu korupsi.
Karena pada akhirnya, perempuan dengan kodrat sucinya bisa menjadi benteng terakhir nilai, ketika sistem dan kekuasaan tak lagi mampu dipercaya (Penulis: Muhamad Sarman.)