Kultum: “Jangan Jadi Kacang Lupa Kulitnya”
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang masih memberi kita umur, kesehatan, dan kesempatan untuk berjumpa kembali dengan saya Kang BOTOL Si Botak Tolol, dalam acara JIBER ( Ngaji Bersama) Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, suri teladan kita, juga kepada keluarganya, sahabatnya, dan kita semua sebagai umatnya.
Pembaca yang dirahmati Allah,
Hari ini Kang Botol ingin menyampaikan tentang istilah peribahasa bahasa “Jangan jadi kacang lupa kulitnya.” Peribahasa ini sering kita dengar, dan mungkin terdengar ringan. Tapi kalau kita renungkan lebih dalam, ini adalah sindiran yang sangat tajam buat diri kita.
Istilah ini biasanya ditujukan kepada orang yang melupakan jasa orang lain, melupakan masa sulitnya, dan melupakan siapa saja yang dulu pernah membantunya berdiri di titik yang sekarang.orang yang dengan gampang menghakimi jasa orang lain.
Contoh kecil saja. Ada seseorang yang dulu kebingungan mengurus sesuatu, dan selalu menemukan jalan buntu, Saat orang tersebut masih susah, dia minta tolong teman, untuk membantu mengurus sesuatu, Saat itu hadirlah sosok figur teman yang baik datang membantu. Tapi giliran sudah tercapai maksud dan tujuannya, dia tega mengkhianati atas bantuan teman tersebut,
Pembaca yang di Rahmati Allah, Dalam Islam, sikap seperti ini tidak dibenarkan. Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa tidak berterima kasih kepada manusia, maka ia tidak bersyukur kepada Allah.”
(HR. Tirmidzi)
Ini artinya, kalau kita tidak bisa menghargai jasa orang lain, kita belum tentu bisa dianggap bersyukur kepada Allah. Allah tidak suka orang yang lupa diri, apalagi lupa budi.
Mari kita renungkan, Siapa yang dulu menolong kita saat kita kesulitan, Siapa yang menbantu kita saat kita tak berdaya? Siapa yang membantu kita saat orang lain tak ada yang peduli?
Kalau kita sudah sukses, sudah senang, jangan tutup mata. Ingatlah bahwa kita tidak akan sampai di titik ini tanpa orang-orang yang membantu kita.
Kita ini manusia, bukan robot. Kita punya hati. Dan hati yang baik adalah hati yang tahu berterima kasih, tahu membalas kebaikan, dan tahu menjaga pertemanan.
Allah SWT berfirman dalam QS. Luqman ayat 14: “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu.”
Ayat ini menunjukkan, bahwa berterima kasih itu tidak hanya kepada Allah, tapi juga kepada manusia, terutama mereka yang berjasa dalam hidup kita.
Pembaca yang di Rahmati Allah sebagai Penutup, Mari kita jaga hati kita dari sifat sombong dan lupa diri. Jangan sampai saat di bawah kita merunduk, tapi saat di atas kita malah menindas. Jangan jadi kacang lupa kulitnya. Jaga silaturahmi, ingat jasa, dan jangan pernah melupakan siapa yang pernah menolong kita.
Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang pandai bersyukur, tahu balas budi, dan tetap rendah hati dalam keadaan apapun. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.