Ironi di Pasar Mangu: Ketika Nenek Pencuri Bawang Dihajar, Tak sebanding dengan Koruptor.
Suarakyat.com ( 8/5/2025) Ikut menyoroti Video yang memperlihatkan seorang nenek dihajar massa karena diduga mencuri bawang di Pasar Mangu, Desa Ngesrep, Ngemplak, Boyolali, viral dan memancing gelombang emosi publik. Tubuh renta bersimbah darah, ringkih dalam usia, menjadi sasaran amarah masyarakat yang entah sadar atau tidak—sedang melampiaskan dendam sosial yang mungkin sebagian orang berpendapat itu keliru.
Ironisnya, di negeri yang katanya menjunjung tinggi keadilan ini, pemandangan seperti itu terasa jauh lebih menyayat hati dibanding peristiwa-peristiwa korupsi yang bernilai miliaran rupiah. Seorang koruptor, saat tertangkap, justru disambut kamera, dikawal aparat berseragam rapi, bahkan diiringi senyum dan lambaian tangan seolah hendak tampil di panggung selebritas. Di sisi lain, seorang nenek yang mungkin tak punya uang untuk membeli seikat bawang harus menanggung luka, hinaan, dan trauma.
Pertanyaannya, “Apa yang lebih kejam, Tangan yang mengambil segenggam bawang karena lapar, atau tangan yang menandatangani proyek fiktif yang membuat rakyat sengsara? Apa yang lebih menyakitkan?”.
Lanjut pertanyaan, “Teriakan massa kepada nenek renta itu, atau diamnya kita semua saat uang negara dijarah oleh oknum elite yang berlindung di balik jabatan?”
Kita ini, tidak sedang dalam membenarkan tindakan mencuri, Tetapi kita ini harus belajar melihat manusia, bukan sekadar tindakan. Mungkin, mencuri itu salah. Tapi menghajar sampai berdarah juga jauh dari kata benar. Di sinilah titik nalar dan nurani kita diuji.
Seorang nenek yang mencuri bawang bisa jadi sedang menjerit karena perut kosong. Sementara seorang koruptor justru rakus di tengah kelimpahan. Yang satu dipukul karena kelaparan, yang lain dirayakan meski merampas hak hidup banyak orang.
Sudah saatnya kita mengubah cara berpikir. Ketika hukum tidak lagi memihak yang lemah, dan masyarakat kehilangan empati terhadap sesama, maka keadilan bukan lagi tujuan—melainkan kemewahan yang hanya dinikmati segelintir.(MSar|Suarakyat.com