KEPERCAYAAN ITU MAHAL HARGANYA”

“KEPERCAYAAN ITU MAHAL HARGANYA”

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk JI – BER ( Nga-JI BER-sama) di Media Suarakyat.com bersama Kang BOTOL Si Botak Tolol.

Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya hingga akhir zaman.

Pembaca yang dirahmati Allah, Tema kultum kita kali ini adalah “Kepercayaan Itu Mahal Harganya.” Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar ungkapan bahwa kepercayaan tidak bisa dibeli, karena ia dibangun dari kejujuran, ketulusan, dan konsistensi dalam sikap.

Kepercayaan sangat penting dalam hubungan antar manusia—baik itu dalam keluarga, persahabatan, masyarakat, Organisasi maupun dalam dunia kerja. Sekali kepercayaan itu rusak, sulit untuk membangunnya kembali. Bahkan ketika kita sudah memaafkan seseorang yang berbuat salah, belum tentu rasa percaya itu langsung kembali.

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Hujurat ayat 12: “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain…” (QS. Al-Hujurat: 12)

Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk berpikir positif (husnuzhan) terhadap orang lain, karena dari sanalah benih kepercayaan tumbuh. Jangan mudah menuduh atau mencurigai orang tanpa alasan yang jelas, karena itu bisa menghancurkan rasa percaya.

Namun tentu saja, berpikir positif bukan berarti kita harus naif. Tapi kita perlu belajar memberi ruang kepada orang lain untuk membuktikan integritasnya. Karena kepercayaan adalah proses. Kita membangunnya pelan-pelan, dan menjaganya agar tidak mudah rusak.

Pembaca yang berbahagia, Marilah kita jaga kepercayaan yang diberikan kepada kita. Jangan mengkhianatinya, karena Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada iman bagi orang yang tidak amanah, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak menepati janji.”
(HR. Ahmad) iDari hadits ini jelas bahwa menjaga kepercayaan adalah bagian dari keimanan.

Pembaca yang dirahmati Allah, sebagai penutup kuliah Tuju Menit ini, Mari kita belajar kita jadikan diri kita pribadi yang dapat dipercaya dan belajar pula untuk percaya kepada orang lain dengan tetap berhati-hati namun tidak su’udzon. Semoga Allah SWT senantiasa menjaga hati kita dalam keikhlasan dan kepercayaan yang benar. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Exit mobile version