ADAB BERMEDIA SOSIAL DALAM PANDANGAN ISLAM

ADAB BERMEDIA SOSIAL DALAM PANDANGAN ISLAM

Meneladani Surah Al-Hujurat untuk Mewujudkan Ruang Digital yang Beretika dan Bermartabat

Di era digital saat ini, media sosial menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Namun, kebebasan berekspresi di dunia maya tidak berarti tanpa batas. Islam, sebagai agama yang sempurna, telah memberikan panduan yang jelas mengenai etika dalam berinteraksi sosial — baik di dunia nyata maupun di ruang digital. Surah Al-Hujurat merupakan salah satu surah dalam Al-Qur’an yang sangat relevan untuk dijadikan pedoman dalam bermedia sosial.

1. Prinsip Tabayun (Verifikasi Informasi) – QS. Al-Hujurat: 6
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti…”
Ayat ini menekankan pentingnya melakukan verifikasi sebelum menyebarkan informasi. Dalam konteks media sosial, ini berarti tidak asal membagikan berita, hoaks, atau isu-isu provokatif yang belum jelas kebenarannya.

2. Larangan Mengolok dan Merendahkan Sesama – QS. Al-Hujurat: 11
“Janganlah suatu kaum merendahkan kaum yang lain, boleh jadi mereka (yang direndahkan) lebih baik dari mereka (yang merendahkan)…”
Media sosial sering menjadi ajang ejekan dan saling menjatuhkan, terutama dalam kolom komentar. Islam mengajarkan kita untuk saling menghormati, bukan merendahkan, baik dalam perkataan maupun tulisan.

3. Jauhi Prasangka, Ghibah, dan Fitnah – QS. Al-Hujurat: 12
“Jauhilah kebanyakan prasangka, karena sebagian prasangka itu dosa… dan janganlah menggunjing satu sama lain.”
Berprasangka buruk dan membicarakan keburukan orang lain (ghibah) di dunia maya sangat dilarang dalam Islam. Apalagi menyebarkan fitnah yang bisa merusak nama baik seseorang.

4. Persaudaraan dan Kesetaraan – QS. Al-Hujurat: 13
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.”
Media sosial hendaknya menjadi sarana mempererat persaudaraan antarumat manusia, bukan tempat menyebar kebencian, diskriminasi, atau rasisme.

Kesimpulan:
Media sosial adalah alat, bukan tujuan. Islam mengajarkan kita untuk menggunakan alat ini dengan penuh tanggung jawab, adab, dan nilai-nilai kebaikan. Dengan menjadikan Surah Al-Hujurat sebagai pedoman, kita bisa mewujudkan ruang digital yang sehat, damai, dan penuh berkah.

Suarakyat.com mengajak seluruh netizen muslim untuk berkomitmen menjadikan media sosial sebagai ladang dakwah, edukasi, dan inspirasi — bukan ajang adu kebencian dan fitnah.(Penulis:MSar|Suarakyat.com)

Exit mobile version