KULTUM: Ratu Syarate Pitu – 7 Syarat Seorang Pemimpin

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, yang telah mengatur kehidupan manusia dengan sebaik-baiknya aturan. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, suri teladan dalam seluruh aspek kehidupan, termasuk dalam hal kepemimpinan.
Pembaca yang dirahmati Allah, Kuliah Tuju Menit (Kultum) Bersama Kang BOTOL Si-Botak Tolol, untuk episode Kamis 5 Juni 2025 dengan mengangkat tema “7 Syarat Seorang Pemimpin” Yang dalam bahasa jawa disebutkan memakai kalimat seperti ini “RATU SYARATE PITU”. Nah, Tuju syarat tersebut apa saja Mari kita Ngaji Bareng. ( Nga-Bar)
Berdasarkan sumber yang kami dapatkan yang Insya Allah bisa di percaya Bahwa dalam tradisi Jawa, seorang pemimpin atau Ratu bukan hanya sekadar orang yang menduduki tahta kekuasaan. Ada syarat-syarat adiluhung yang harus dipenuhi, dikenal dengan istilah “Ratu Syarate Pitu” – Tujuh syarat bagi seorang pemimpin sejati:
1. Hangayemi – Memberi rasa aman dan nyaman, Pemimpin harus mampu menenangkan rakyatnya, menjadi sumber ketenteraman.
QS An-Nahl: 112: “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang aman dan tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah dari segala tempat…”
Seorang pemimpin ideal meniru sifat ini, menciptakan rasa aman lahir batin bagi rakyatnya.
2. Hangayomi – Memberi makan atau kesejahteraan, Tugas seorang pemimpin adalah memastikan rakyatnya tidak kelaparan, mencukupi kebutuhan dasar mereka.
QS Quraisy: 3-4: “Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah), yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa takut.”
3. Hamengku – Mengayomi dan melindungi, Pemimpin harus menjadi pelindung, bukan ancaman. Ia menanggung beban rakyat, bukan membebani rakyat.
QS Al-Hajj: 41: “Yaitu orang-orang yang jika Kami beri kedudukan di muka bumi, mereka mendirikan salat, menunaikan zakat, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar…”
4. Hamengkoni – Bertanggung jawab atas segala keadaan rakyatnya, Bukan hanya menerima pujian saat berhasil, tapi juga berani bertanggung jawab saat ada kesalahan.
HR. Bukhari Muslim: “Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya.”
5. Pituah – Memberikan nasihat yang bijak, Pemimpin memberi arah dengan hikmah, bukan dengan paksaan atau kekerasan.
QS An-Nahl: 125: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik…”
6. Pituduh – Menjadi penunjuk jalan, memberikan teladan, Pemimpin adalah role model, bukan hanya memerintah, tetapi memberi contoh nyata.
QS Al-Ahzab: 21: “Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik…”
7. Pitakon – Mau mendengar dan membuka ruang bertanya, Pemimpin tidak merasa serba tahu. Ia memberi ruang rakyatnya untuk bertanya, mengkritik, bahkan berbeda pendapat.
QS Ash-Shura: 38: “Dan (bagi) orang-orang yang menerima (patuh kepada) seruan Tuhan mereka dan mendirikan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka…”
Pembaca yang dirahmati Allah, Dari Tujuh syarat kepemimpinan ala Jawa ini sejatinya selaras dengan ajaran Islam. Ia bukan hanya tradisi budaya, tapi juga mencerminkan nilai-nilai universal yang ditanamkan Allah melalui para nabi dan rasulnya.
Maka, siapapun yang hari ini memiliki peran sebagai pemimpin – baik pemimpin keluarga, masyarakat, Organisasi, maupun negara, Mari kita bersama sama untuk merenungkan dan mengamalkan “Ratu Syarate Pitu” ini dalam kehidupan sehari-hari, Semoga kita semua menjadi pribadi yang adil, bijaksana, dan amanah.Salam Nalar Akal Waras, Merdeka… Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.