Swakelola Proyek Sekolah: Jalan Tengah Antara Efisiensi dan Pemberdayaan
Suarakyat.com โ (29/6/2025) Pemerintah kini makin gencar menerapkan sistem swakelola dalam pelaksanaan proyek infrastruktur, termasuk pembangunan gedung sekolah. Skema ini di yakini menjadi alternatif dari sistem tender yang selama ini dikuasai oleh kontraktor besar. Dalam swakelola, pemerintah ingin melibatkan langsung masyarakat atau lembaga lokal sebagai pelaksana proyek, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga pelaporan.
Di sejumlah daerah, menganggap pendekatan ini membawa dampak positif. Tak hanya efisiensi anggaran, tapi juga terasa manfaat sosialnya. Masyarakat merasa lebih dilibatkan, lebih peduli, bahkan lebih bangga karena turut membangun fasilitas pendidikan di wilayahnya sendiri.
“Ini bangunan sekolah bukan sekadar proyek. Ini bagian dari gotong royong kami,” ujar salah satu warga yang pekerjaannya di bidang bangunan, yang terlibat dalam pembangunan sekolah melalui swakelola.
๐๐๐ฃ๐ฉ๐๐ฃ๐๐๐ฃ ๐๐ ๐๐๐ฅ๐๐ฃ๐๐๐ฃ: ๐๐๐ฅ๐๐ก๐ ๐๐๐ ๐ค๐ก๐๐ ๐๐๐ ๐๐ฃ ๐๐ค๐ฃ๐ฉ๐ง๐๐ ?
Namun, pelaksanaan sistem swakelola juga menyimpan potensi ๐ ๐ค๐ฃ๐๐ก๐๐ ๐ ๐๐ฅ๐๐ฃ๐ฉ๐๐ฃ๐๐๐ฃ. Salah satu titik rawan adalah ketika kepala sekolah harus menandatangani kontrak kerja sama dengan pelaksana kegiatan โ yang seringkali adalah warga, tetangga, bahkan kerabat sendiri, yang belum tentu menguasai secara total tentang bangunan.
Secara administratif, kepala sekolah bertanggung jawab atas pengelolaan dana. Tetapi dalam praktiknya, ia juga diminta menandatangani dokumen pelaksanaan proyek swakelola. Nah, di situasi ini bisa menimbulkan tekanan moral dan dilema etis. Apalagi jika muncul ๐๐๐จ๐๐ ๐๐๐จ๐๐ dari berbagai kepentingan, dan soal kedekatan personal dengan pelaksana, belum lagi ada tekanan dan titipan.
“Kalau kepala sekolah disuruh teken kontrak dengan pelaksana yang juga teman dekat atau keluarga, itu rawan. Bisa saja muncul tuduhan pilih kasih atau pembiaran jika ada penyimpangan,” Bahasa ini muncul dari hasil wawancara dengan seorang guru senior yang pernah terlibat dalam proyek serupa.
Dalam banyak kasus, kepala sekolah berada di posisi sulit โ antara menjaga amanah dan menjaga hubungan sosial di lingkungannya. Tanpa bimbingan dan pengawasan dari pihak berwenang, seperti dinas pendidikan atau inspektorat, situasi ini bisa menjadi celah penyalahgunaan kekuasaan.
๐ผ๐ฃ๐ฉ๐๐ง๐ ๐๐๐๐จ๐๐๐ฃ๐จ๐ ๐๐๐ฃ ๐๐ช๐๐ก๐๐ฉ๐๐จ
Salah satu kelebihan sistem swakelola adalah efisiensi biaya. Tanpa pihak ketiga yang mengambil margin keuntungan, anggaran lebih fokus pada material dan tenaga kerja. Selain itu, tenaga lokal bisa ikut bekerja, sehingga ekonomi sekitar ikut bergerak. Secara teorinya bisa saja begitu, tetapi hal yang demikianlah an itu ๐ข๐๐ฃ๐๐๐๐๐ ๐๐ฃ ๐ฉ๐๐ฃ๐๐ ๐ ๐ช๐ฉ๐๐ฅ, dugaan kepentingan membersamai.
Dan yang menjadi perhatian adalah kualitas bangunan. Karena masyarakat bukan tenaga konstruksi profesional, risiko kesalahan teknis bisa saja terjadi. Maka, pendampingan teknis dari dinas terkait atau konsultan pembangunan menjadi hal yang mutlak. Disinilah dugaan kepentingan bermain.
Maka peran Pemerintah jangan lepas tangan, jangan lepas setir, pemerintah harus mengemudi. Kalau mau swakelola berhasil, harus ada insinyur atau pendamping teknis di lapangan, yang profedional yang jauh dari kepentingan
๐๐ง๐๐ฃ๐จ๐ฅ๐๐ง๐๐ฃ๐จ๐, ๐ ๐๐๐ช๐๐ฎ๐ง๐๐ฃ ๐๐๐ฃ ๐๐ฉ๐๐ ๐: ๐๐ช๐ฃ๐๐ ๐๐ช๐ ๐จ๐๐จ ๐๐ฌ๐๐ ๐๐ก๐ค๐ก๐
Kunci sukses swakelola terletak pada dua hal: ๐ฉ๐ง๐๐ฃ๐จ๐ฅ๐๐ง๐๐ฃ๐จ๐ ๐๐ฃ๐๐๐๐ง๐๐ฃ ๐๐๐ฃ ๐๐ฃ๐ฉ๐๐๐ง๐๐ฉ๐๐จ ๐ฅ๐๐ก๐๐ ๐จ๐๐ฃ๐ ๐ฟ๐ค๐ ๐ช๐ข๐๐ฃ ๐ ๐ค๐ฃ๐ฉ๐ง๐๐ , ๐ก๐๐ฅ๐ค๐ง๐๐ฃ ๐๐๐ก๐๐ฃ๐๐, ๐๐๐ฃ๐๐๐ ๐๐ค๐ฉ๐ค ๐ฅ๐ง๐ค๐๐ง๐๐จ ๐ฅ๐๐ ๐๐ง๐๐๐๐ฃ ๐๐๐ง๐ช๐จ ๐๐๐จ๐ ๐๐๐๐ ๐จ๐๐จ ๐๐๐ฃ ๐๐๐ ๐๐ฉ๐๐๐ช๐ ๐ฅ๐ช๐๐ก๐๐ . Kepala sekolah dan panitia pelaksana wajib menjaga akuntabilitas tanpa memihak siapa pun.
Ketika semua pihak sadar akan pentingnya keterbukaan dan integritas, maka potensi konflik bisa ditekan. Namun jika sebaliknya โ semua dijalankan ๐๐๐๐ข-๐๐๐๐ข, maka kecurigaan publik tak bisa dihindarkan.
Swakelola bukan sistem yang ๐๐๐๐๐จ ๐ข๐๐จ๐๐ก๐๐, namun jika dijalankan dengan pengawasan yang kuat dan partisipasi yang luas, hasilnya bisa jauh lebih bermakna. Bangunan sekolah bukan hanya soal fisik, tapi juga soal membangun kepercayaan dan tanggung jawab bersama.
Redaksi Suarakyat.com Untuk keadilan sosial dan suara rakyat kecil