Antara Keindahan Kota dan Kenyamanan Warga di Simpang Siaga Boyolali

Antara Keindahan Kota dan Kenyamanan Warga di Simpang Siaga Boyolali

Gambar Simpang Siaga Boyolali, saat senja

Oleh: Muhamad Sarman | Opini Rakyat, Suarakyat.com

Boyolali, Suarakyat.com – Pembangunan di kawasan Simpang Siaga Boyolali kini menjadi pembicaraan hangat di tengah masyarakat. Pemerintah tampaknya ingin menjadikan kawasan itu sebagai wajah baru kota — dengan trotoar rapi, taman indah, serta terowongan pejalan kaki yang katanya mirip seperti di Malioboro.
Tujuannya tentu baik: menjadikan Boyolali semakin maju, tertata, dan membanggakan. Namun di balik niat baik itu, rakyat kecil di sekitar kawasan justru banyak yang mengeluh.

Selama proyek berlangsung, akses jalan banyak ditutup, kendaraan harus berputar jauh, dan para pedagang kecil di sekitar Pasar Kota Boyolali kehilangan pembeli. Mereka bukan menolak pembangunan, tetapi berharap cara dan waktunya lebih bijak.
Bagi pedagang kecil, satu hari tanpa pembeli bisa berarti tidak bisa makan malam itu. Lalu bagaimana jika berbulan-bulan?

Baca juga:

Tindakan tegas dari guru seharusnya dilihat sebagai “tamparan mendidik”, bukan kekerasan yang perlu dihukum.

Kita semua tentu setuju bahwa Boyolali butuh perubahan. Tapi perubahan yang tidak menyingkirkan kenyamanan dan rezeki rakyat kecil. Pembangunan seharusnya tak hanya soal beton dan aspal, melainkan juga soal hati nurani.
Warga ingin dilibatkan, didengar, dan diberi informasi jelas: berapa lama proyek ini, bagaimana rekayasa lalu lintas dilakukan, serta bagaimana nasib pedagang yang terdampak.

Proyek senilai Rp22 miliar ini harus benar-benar memberi manfaat nyata — bukan sekadar mempercantik tampilan kota untuk foto-foto pejabat. Karena keindahan sejati sebuah kota bukan pada trotoarnya yang kinclong, melainkan pada wajah warganya yang tersenyum karena merasa diayomi.

Kita sebagai rakyat hanya ingin satu hal sederhana: pembangunan yang adil, transparan, dan manusiawi. Jika pemerintah mampu mendengar dan menanggapi keluhan warga kecil dengan hati, maka keindahan Simpang Siaga bukan hanya tampak di mata, tetapi juga terasa di hati seluruh warga Boyolali.

 

Disclaimer:
Tulisan ini merupakan opini pribadi penulis dan tidak selalu mencerminkan pandangan resmi redaksi Suarakyat.com.
Redaksi membuka ruang bagi masyarakat untuk menyampaikan opini, kritik, dan saran yang membangun, selama disampaikan secara santun dan berdasarkan fakta di lapangan.

Exit mobile version