banner 728x250

Mari Belajar Jujur, Jangan Merasa Paling Benar”

banner 120x600
banner 468x60

Mari Belajar Jujur, Jangan Merasa Paling Benar”

 

banner 325x300

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Pembaca Suarakyat.com di manapun berada, selamat pagi selamat bertemu lagi dengan Kang BOTOL, Si-Botak Tolol, dalam rubrik “Renungan Minggu Pagi, Mari Belajar Jujur, Jangan Merasa Paling Benar”

Pembaca yang dirahmati Allah, Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi kita nikmat kehidupan dan waktu untuk merenung di pagi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad teladan utama dalam kejujuran dan akhlak mulia.

Saudaraku yang dirahmati Allah, Akhir-akhir ini kita disuguhkan polemik seputar dugaan ijazah palsu dari salah satu tokoh publik. Di media sosial dan ruang publik, perdebatan muncul: ada yang membela, ada yang mengkritik keras. Namun sayangnya, di tengah perdebatan itu, kita sering lupa satu hal penting, yairu “𝙆𝙚𝙟𝙪𝙟𝙪𝙧𝙖𝙣”

Allah SWT berfirman dalam Surah At-Taubah ayat 119: “Yā ayyuhallażīna āmanuttaqullāha wa kūnū ma‘aṣ-ṣādiqīn.”
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At-Taubah: 119)

Ayat ini menegaskan bahwa kejujuran bukan sekadar sifat mulia, tetapi perintah dari Allah. Maka, baik yang membela maupun yang menuduh, mari kita mulai dari diri kita sendiri: sudahkah kita jujur dalam hidup ini?

Pembaca Suarakyat.com, yangdi rahmati Allah, Dalam menghadapi isu seperti ini, mari kita hindari sikap merasa paling benar, paling tahu, dan paling suci. Jangan sampai karena kekaguman kepada figur, fanatisme, kecintaan terus kebablasan, atau karena kebencian, teruspada lupa bahwa ada saudara saudara kita sedang menanti contoh kejujuran dari para pemimpinnya.

Nabi Muhammad bersabda: “Hendaklah kalian berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.” (HR. Bukhari & Muslim)

Mari kita doakan semua pihak—baik yang pro maupun yang kontra terkait isi dugaan ijasah palsu—agar diberikan hidayah oleh Allah untuk berlaku jujur. Karena jujur itu menyelamatkan, sementara kebohongan, cepat atau lambat, akan membuka aib dan mendatangkan murka Allah.

Pembaca Suarakyat..com yang di rahmati Allah, mari kita berdoa untuk para pihak yang sedang memperdebatkan isu dugaan ijasah palsu, semoga dengan doa ini segera ada jalan keluar yang tepat: “Ya Allah, bukakanlah hati para pihak yang sedang berdebat agar jujur dalam kata dan perbuatan. Jangan jadikan mereka terpecah karena kebohongan. Jadikan kejujuran sebagai cahaya dalam hidup mereka, dan jauhkan mereka dari merasa paling benar sendiri. Aamiin.”

Pembaca yang du rahmati Allah sebagai Penutup, dalam Renungan Minggu pagi ini, Mari kita jadikan polemik ini sebagai cermin untuk memperbaiki diri, bukan ajang saling hujat. Karena di tengah banyaknya kebohongan, rakyat sedang sangat merindukan satu hal: keteladanan dalam kejujuran. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

Disclaimer:
Renungan ini disusun sebagai bentuk keprihatinan dan ajakan moral kepada semua pihak untuk menegakkan kejujuran dan keadilan. Tidak dimaksudkan untuk menyerang, menjatuhkan, atau memojokkan individu atau kelompok tertentu. Semoga kita semua diberi kekuatan untuk bersikap adil, bijak, dan jujur dalam menyikapi setiap peristiwa yang terjadi di negeri ini.”

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *