banner 728x250

Kartini Modern, Harapan Rakyat Kecil di Tengah Bising Korupsi

banner 120x600
banner 468x60

Kartini Modern, Harapan Rakyat Kecil di Tengah Bising Korupsi

Oleh: Muhamad Sarman/Suarakyat.com/Kantor Hukum Hide law Surakarta.

Tanggal 21 April kembali hadir. Sebuah hari yang selalu mengingatkan kita pada sosok pejuang perempuan—Raden Ajeng Kartini—yang dengan semangat dan keberaniannya telah membuka jalan bagi emansipasi perempuan di negeri ini. Kartini bukan hanya pahlawan, tapi juga simbol harapan, terutama bagi mereka yang kerap tersisih dan tak bersuara.

banner 325x300

Namun, lebih dari seremonial dan parade kebaya, rakyat kecil hari ini bertanya: Di mana Kartini-Kartini modern itu kini? Adakah perempuan-perempuan tangguh yang benar-benar turun tangan membawa angin perubahan dalam kehidupan bangsa, terutama bagi mereka yang hidup dalam keterbatasan dan ketidakpastian?

Rakyat kecil selalu hadir di setiap pesta politik. Suaranya diburu, keberadaannya dielu-elukan, seolah jadi pusat perhatian. Tapi setelah suara itu diberikan, mereka kembali jadi penonton. Harga-harga naik, kebutuhan pokok makin berat, dan mereka hanya bisa menatap dari jauh bagaimana para elit berpesta. Sementara itu, praktik korupsi terus bergulir, kadang terang-terangan, kadang licin seperti belut.

Lihat saja yang terjadi baru-baru ini di Pertamina. Sebuah institusi besar yang mengelola kekayaan negara, kini tercoreng oleh dugaan praktik korupsi yang menggerogoti kepercayaan publik. Rakyat kecil tak paham semua rincian teknisnya, tapi mereka tahu satu hal: jika uang negara dikorup, maka yang paling dulu merasakan dampaknya adalah mereka. Subsidi berkurang, harga BBM naik, dan hidup makin sesak.

Di sinilah harapan akan hadirnya Kartini modern menjadi sangat penting. Bukan sekadar perempuan cerdas yang duduk di kursi kekuasaan, bukan pula tokoh yang viral di media sosial, tetapi perempuan yang benar-benar berpihak pada kebenaran dan keadilan. Perempuan yang berani melawan arus, bersuara saat banyak yang memilih diam, dan berdiri tegak membela rakyat meski harus berjalan sendiri.

Kartini modern adalah mereka yang mengabdi bukan demi citra, tapi karena cinta pada negeri ini. Mereka hadir di parlemen, di ruang-ruang pemerintahan, di lembaga penegak hukum, di komunitas akar rumput, bahkan di rumah tangga sebagai ibu yang membesarkan generasi jujur dan tangguh. Mereka menghidupkan semangat Kartini bukan lewat ucapan, tapi lewat tindakan nyata.

Rakyat kecil tidak menuntut Kartini modern menjadi malaikat. Cukup jadi manusia biasa yang punya nurani. Yang tak silau oleh jabatan, tak tergoda oleh suap, dan tak lupa pada janji yang pernah diucap. Mereka butuh panutan, bukan tontonan.

Peringatan Hari Kartini seharusnya bukan hanya perayaan sejarah, tapi momentum untuk merefleksi. Bahwa perjuangan perempuan belum selesai, terutama dalam konteks membela rakyat kecil dan melawan budaya korup yang masih mengakar kuat. Kita butuh Kartini-Kartini baru yang tak sekadar memperjuangkan emansipasi perempuan, tapi juga revolusi moral bagi bangsa.

Mari kita doakan dan dukung lahirnya Kartini modern yang berani, bersih, dan berpihak pada rakyat. Sebab masa depan bangsa ini, tak hanya terletak di tangan pemimpin laki-laki, tapi juga di pundak perempuan-perempuan yang berani membawa terang di tengah gelapnya zaman.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *