banner 728x250

Antara Garam dan Berlian: Belajar Kejujuran dari Nilai yang Tak Nampak

banner 120x600
banner 468x60

Antara Garam dan Berlian: Belajar Kejujuran dari Nilai yang Tak Nampak

Di dunia ini, ada dua benda yang sama-sama dibutuhkan manusia: garam dan berlian. Garam, meski murah dan sering tersembunyi dari pandangan, hampir tak pernah absen dari setiap hidangan. Ia tidak bersinar, tidak dipajang di etalase mewah, tapi kehadirannya terasa—tanpa dia, semua terasa hambar. Sementara berlian adalah simbol kemewahan, kekuasaan, dan status. Indah, langka, dan mahal. Siapa yang tak ingin memilikinya? Tapi tidak semua orang bisa meraihnya.

banner 325x300

Garam mengajarkan kita tentang keikhlasan. Ia hadir dalam kesederhanaan, namun memberi pengaruh besar. Tak butuh pengakuan, tak butuh pujian, cukup dengan menjalankan fungsinya dengan jujur. Berlian, di sisi lain, mengajarkan kita tentang nilai dan kehormatan yang lahir dari keaslian. Berlian palsu mungkin bisa menipu mata sesaat, tapi takkan pernah mampu menipu cahaya kejujuran yang datang dari hati nurani.

Kini, di tengah hiruk pikuk dunia, kita dikejutkan oleh dugaan pemalsuan ijazah. Sebuah dokumen yang seharusnya menjadi bukti jerih payah dan integritas, justru diduga dicurangi demi gengsi, kekuasaan, dan ambisi. Ironis. Karena bukankah lebih baik menjadi garam—yang meski tak terlihat, tapi memberi rasa—daripada menjadi berlian palsu, yang mengilap namun rapuh dan hampa makna?

Dalam ajaran agama, kejujuran adalah pondasi amal. Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.” Maka, jika kita menempuh jalan kebohongan, apa yang sebenarnya sedang kita kejar? Dunia yang sementara? Kursi yang tidak kekal? Atau pengakuan manusia yang cepat lupa?

Mari kita renungkan. Dalam hidup ini, lebih mulia menjadi garam yang memberi manfaat, meski tak disorot, daripada berlian palsu yang hanya indah di permukaan. Sebab Allah tidak menilai rupa dan pangkat, tapi hati dan amal.

Jadilah pribadi yang jujur dalam setiap langkah. Bangun prestasi dari keringat sendiri. Karena tidak ada kemuliaan sejati yang lahir dari kepalsuan. Seperti halnya garam yang memberi rasa sejati, kejujuran akan memberi makna abadi bagi hidup kita.|MSar|Suarakyat.com

 

Disclaimer:
Tulisan ini adalah opini bernuansa refleksi moral dan spiritual. Setiap kemiripan dengan peristiwa atau tokoh nyata bersifat kebetulan dan tidak bermaksud menyudutkan pihak mana pun. Kami menjunjung asas praduga tak bersalah dan menghormati proses hukum yang berlaku.

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *