banner 728x250

Premanisme dan Korupsi: Dua Wajah Ancaman bagi Rakyat Kecil

banner 120x600
banner 468x60

Premanisme dan Korupsi: Dua Wajah Ancaman bagi Rakyat Kecil

Oleh: Redaksi Suarakyat.com

Baru-baru ini, Jusuf Kalla (JK), mantan Wakil Presiden RI, mengungkapkan keprihatinannya terhadap maraknya premanisme di Indonesia. Menurut JK, aksi premanisme telah menjadi momok yang mengganggu, bukan hanya bagi masyarakat, tetapi juga bagi pelaku usaha. Fenomena ini memang bukan hal baru. Premanisme sudah lama menjadi bagian dari dinamika sosial di negeri ini.

banner 325x300

Namun, jika kita menyoroti pernyataan JK dari sudut pandang rakyat kecil, ada pandangan yang tak kalah penting untuk didengar: bahwa bukan hanya premanisme yang mengganggu, tetapi koruptorlah yang sebenarnya paling dominan merusak sendi-sendi kehidupan rakyat.

Bagi rakyat kecil, premanisme memang nyata di jalanan, di pasar, atau di lingkungan usaha. Tetapi korupsi, meskipun sering tak kasatmata, jauh lebih berbahaya karena merusak dari dalam. Korupsi menyebabkan harga kebutuhan pokok melambung, layanan publik menjadi buruk, pembangunan tersendat, dan peluang kerja menyusut. Semua ini dirasakan langsung oleh rakyat kecil, yang hidup dari penghasilan pas-pasan.

Bahkan, sebagian rakyat berpendapat bahwa premanisme tumbuh subur justru karena korupsi yang merajalela. Dimana ada korupsi, di situ ada ruang gelap yang melahirkan premanisme. Ketika pejabat membiarkan korupsi terjadi, maka hukum dan keadilan melemah, membuka jalan bagi kekuatan liar seperti premanisme untuk ikut berkuasa di ruang-ruang publik.

Jika dibandingkan dengan masa Orde Baru, rakyat kecil menyaksikan bahwa korupsi dulu masih berada dalam lingkup tertentu dan terselubung. Namun kini, di era reformasi yang seharusnya membawa perubahan, justru korupsi tampak merata. Dari pusat hingga daerah, dari proyek besar hingga pengadaan kecil, dari ruang politik hingga pelayanan administrasi, semua memiliki celah untuk dikorupsi.

Pendapat ini bukan berasal dari para pengamat elit, tapi dari suara hati rakyat kecil yang tiap hari bergumul dengan kenyataan pahit di lapangan. Maka ketika JK menyebut premanisme sebagai gangguan, rakyat ingin menambahkan: koruptorlah yang lebih mengganggu, bahkan menjadi biang keladi dari banyaknya premanisme itu sendiri.

Harapan rakyat sederhana: negara hadir dengan serius memberantas keduanya. Jangan hanya mengejar preman di jalan, tapi biarkan koruptor hidup nyaman di balik meja kekuasaan. Rakyat ingin keadilan yang nyata, bukan hanya simbolik.

 

Disclaimer:
Artikel ini ditulis berdasarkan sudut pandang dan aspirasi rakyat kecil sebagaimana terpantau oleh redaksi Suarakyat.com. Pandangan yang disampaikan dalam artikel ini merupakan opini publik dan tidak selalu mencerminkan sikap resmi redaksi maupun pihak-pihak yang disebutkan. Suarakyat.com berkomitmen menyampaikan suara rakyat sebagai bentuk kebebasan berekspresi yang dijamin oleh undang-undang.

 

 

 

banner 325x300

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *