“NKRI Harga Mati” Bukan Slogan Kosong: Seruan untuk Persatuan di Tengah Perpecahan

“NKRI Harga Mati” Bukan Slogan Kosong: Seruan untuk Persatuan di Tengah Perpecahan

Suarakyat.com (12/5/2025) – Slogan “NKRI Harga Mati” telah menjadi semboyan sakral yang mengakar dalam jiwa bangsa Indonesia. Namun, belakangan ini kita menyaksikan ironi yang memilukan: bentrokan antar Ormas, gesekan dengan para purnawirawan TNI, dan narasi-narasi kebencian yang merebak di ruang publik.

Padahal, semangat dari slogan ini bukan untuk menebar ancaman, melainkan untuk menjaga api persatuan agar tetap menyala di tengah badai perbedaan.

Apa Makna Sebenarnya dari “NKRI Harga Mati”?

1. Keutuhan Bangsa Adalah Prioritas Tertinggi, NKRI Harga Mati adalah janji bahwa bangsa ini tidak boleh tercerai-berai. Kita belajar dari sejarah kelam perpecahan seperti DI/TII, PRRI/Permesta, dan konflik komunal di masa lalu yang selalu membawa penderitaan rakyat kecil. Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, pernah menegaskan: “Semua yang mencintai bangsa ini harus menahan diri dari pertikaian. Perpecahan hanya membuat kita kembali mundur.”

2. Persatuan dalam Kebhinekaan, Indonesia terdiri dari lebih dari 1.300 suku dan 700 bahasa daerah. Perbedaan bukan alasan untuk bertikai, melainkan landasan untuk memperkuat toleransi.

3. Peran TNI dan Ormas dalam Demokrasi, TNI dan purnawirawan adalah benteng pertahanan negara, dan Ormas adalah bagian dari kekuatan sosial. Namun keduanya harus saling menghormati. Sesuai UU No. 34 Tahun 2004, TNI adalah alat negara yang netral, bukan alat politik. Sementara Ormas harus berperan sebagai penyambung aspirasi rakyat, bukan provokator.

Menahan Ego, Menyalakan Akal Sehat, Menurut data Kominfo (2024), terjadi lonjakan aduan terkait ujaran kebencian dan hoaks politik menjelang tahun pemilu. Konflik antar kelompok sering kali dipicu oleh informasi yang belum terverifikasi. Ini menunjukkan bahwa ego dan emosi masih mengalahkan akal sehat.

Saatnya Kembali ke Jalan Persatuan, Slogan “NKRI Harga Mati” menuntut kita untuk: Mengutamakan dialog, bukan konflik. Mengedepankan toleransi, bukan fanatisme. Menjaga stabilitas, bukan merusak ketertiban

Sebagai rakyat, mari kita ingat pesan Bung Karno: “Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah. Perjuanganmu lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.”

Sepertinya pesan presiden Indonesia yang pertama ini, harus menjadi perhatian serius kalau kita kait kaitkan dengan situasi saat ini, Maka mari kita berhenti saling menyalahkan dan mulai saling memahami. Tidak ada kemenangan sejati dalam konflik sesama anak bangsa. Hanya ada luka yang terus membekas dan masa depan yang kabur.

“NKRI Harga Mati” adalah seruan untuk menjaga Indonesia tetap berdiri tegak di atas pondasi persatuan. Bukan milik satu kelompok, bukan alat politik sesaat, tetapi milik seluruh rakyat Indonesia. (Penulis: MSar|Suarakyat.com)

Exit mobile version