Komunitas Sopir Gelar Aksi Serentak Tolak Aturan ODOL, Boyolali Lumpuh Total Hingga Malam
Boyolali, Suarakyat.com — 20/6/2025, Gelombang aksi unjuk rasa dari ribuan sopir angkutan barang kembali terjadi secara serentak di sejumlah kota besar seperti Surabaya, Bandung, dan Semarang. Para sopir menuntut revisi terhadap aturan Over Dimension Over Loading (ODOL) yang dinilai sangat memberatkan dan merugikan para pekerja sektor transportasi logistik tersebut.
Di Boyolali, juga terjadi aksi protes dari para sopir berlangsung agak panas. Seperti yang terjadi di area jalan masuk tol Kragilan dan bergeser ke jalan ruas jalan utama di jalur nasional Ampel–Salatiga, menyebabkan kemacetan total sejak siang hingga malam hari. Berdasarkan pantauan di lapangan, aksi berlangsung hingga pukul 19.30 WIB, dengan ratusan kendaraan terjebak tanpa bisa bergerak.
Dalam aksi tersebut, para sopir menggelar orasi, membawa poster-poster penolakan terhadap kebijakan ODOL, serta menuntut pemerintah agar lebih berpihak kepada nasib pekerja lapangan. Mereka menilai kebijakan ODOL tidak adil karena hanya menyasar sopir dan pemilik kendaraan kecil, sementara beban logistik dan kebutuhan industri tetap dituntut tinggi.
“Kami bukan penjahat, kami hanya ingin mencari nafkah. Kenapa kami yang terus dikorbankan dengan aturan ini?” teriak salah satu orator di atas mobil komando saat demo di Boyolali, Kamis (19/6).
Aksi sempat memanas ketika aparat kepolisian mencoba membubarkan massa yang dianggap mengganggu ketertiban lalu lintas. Beberapa sopir bersitegang dengan petugas, namun beruntung situasi tidak sampai ricuh karena pihak kepolisian akhirnya memilih langkah persuasif.
Keterangan salah satu sopir SG (35) warga Teras, yang sempat memberikan keterangan begini, “Ya, kalau untuk teman teman sopir di Boyolali sudah ada jawaban dari pihak aparat kepolisian, bahwa ODOL (Over Denesi Over load) di tindakan, tapi teman teman sopir wilayah kerjanya nasional,” Kata SG
Warga sekitar juga terdampak akibat aksi ini. Jalur yang menghubungkan Boyolali dan Salatiga melalui Ampel lumpuh total, menyebabkan kendaraan umum, ambulans, bahkan pengangkut bahan pangan tak bisa melintas. Banyak pengendara terpaksa memutar arah mencari jalur alternatif melalui jalur pedesaan yang lebih sempit dan jauh.
“Kami bukan mau bikin rusuh, tapi ini satu-satunya cara agar suara kami didengar. Kalau aturan ODOL terus diberlakukan tanpa kompromi, banyak dari kami yang kehilangan pekerjaan,” ujar Slamet, sopir truk asal Klaten yang ikut aksi di Boyolali.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah terkait aksi demonstrasi nasional ini. Namun sejumlah perwakilan sopir menyatakan akan terus melanjutkan aksi hingga ada kejelasan dan revisi terhadap regulasi ODOL yang lebih adil dan manusiawi.
Aksi serupa dikabarkan akan terus meluas ke daerah-daerah lain bila tuntutan tidak direspon. Para sopir menegaskan bahwa mereka bukan menolak aturan secara keseluruhan, tetapi meminta keadilan dalam implementasi dan perlindungan bagi pelaku logistik kecil yang menjadi tulang punggung distribusi nasional.[Reporter|Jiyono|Editor|MSar|Suarakyat.com]