Doa dan Dzikir Bersama untuk Prabowo-Gibran Menuju Indonesia Emas Digelar di Padepokan Ma’ul Hayat, Magelang

Doa dan Dzikir Bersama untuk Prabowo-Gibran Menuju Indonesia Emas Digelar di Padepokan Ma’ul Hayat, Magelang

Magelang – Suarakyat.com, (31/5/2025) Bertempat di Padepokan Ma’ul Hayat, Tegalrejo, Magelang, Lembaga Lingkungan Hidup Tran Global Indonesia (TranGrindo) yang dipimpin oleh Sriyanto, S.Pd., menggelar kegiatan Doa dan Dzikir Bersama untuk mendoakan kepemimpinan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dalam menakhodai Indonesia menuju cita-cita besar: Indonesia Emas 2045.

Acara ini diikuti oleh sejumlah pengurus inti TranGrindo dan masyarakat sekitar dengan suasana khidmat dan penuh harapan. Rangkaian kegiatan meliputi pembacaan doa-doa khusus untuk pemimpin bangsa, dzikir bersama, serta pengajian atau tausiah yang mengangkat tema “Mengatasi Penyakit Hati”, merujuk pada surah Al-Baqarah ayat 56 sebagai bahan renungan bersama. “mengatasi penyakit hati”, maka ayat ini bisa dijadikan pengingat bahwa rasa syukur adalah penawar utama penyakit hati, seperti iri dan dengki, karena hati yang bersyukur tidak mudah digerogoti oleh kebencian dan kesombongan.

Dalam tausiahnya, pemateri mengingatkan bahwa penyakit hati seperti iri, dengki, sombong, dan hasad bisa menjadi penghambat kemajuan, baik secara individu maupun bangsa. Oleh karena itu, membersihkan hati menjadi langkah awal dalam membangun negeri yang beradab, adil, dan makmur.

Sriyanto, S.Pd. menyampaikan harapannya agar doa dan ikhtiar spiritual ini menjadi bagian dari dukungan moral masyarakat terhadap pasangan Prabowo-Gibran.
“Kami berdoa agar kepemimpinan Prabowo-Gibran diberikan kekuatan, kebijaksanaan, dan kelurusan hati dalam mengemban amanah rakyat menuju Indonesia Emas. Karena kami percaya, ketika doa dilakukan dengan hati yang tulus, penuh keyakinan, dan dalam suasana kebersamaan, maka itu bagian dari ikhtiar agar doa-doa itu dikabulkan,” ujar Sriyanto.

Ia juga menambahkan bahwa doa yang terkabul bukan hanya tentang cepatnya hasil, tetapi tentang kesiapan hati untuk menerima dan melihat tanda-tanda dari Allah.
“Doa yang terkabul itu seringkali datang dalam bentuk yang tak kita duga. Bisa jadi lewat jalan yang sulit, tetapi menuju hasil yang baik. Doa bukan hanya permintaan, tapi pengakuan kita bahwa kita butuh pertolongan Allah,” imbuhnya.

Kegiatan ini menjadi momentum spiritual sekaligus pengingat bahwa perjuangan membangun bangsa bukan hanya melalui fisik dan kebijakan, tetapi juga melalui kekuatan doa dan ketulusan hati.[Penulis/Editor|MSar|Suarakyat.com]

Exit mobile version