banner 728x90

NGUDOROSO KAHANAN NEGORO…!!!

banner 468x60

NGUDOROSO KAHANAN NEGORO…!!!

Ngudoroso” dalam bahasa Jawa memiliki arti menyampaikan atau mengemukakan pendapat, perasaan, atau pengalaman yang ada di dalam hati secara terbuka dan jujur. Istilah ini sering digunakan dalam konteks percakapan yang mendalam atau diskusi, di mana seseorang berbagi pengalaman pribadinya dengan orang lain.

banner 325x300

Suarakyat.com, Sabtu (31/5/2025) – Rakyat kecil itu sebenarnya tidak terlalu ambil pusing dengan keributan yang tiap hari muncul di media sosial. Mau siapa yang disindir, siapa yang debat, siapa yang saling lapor, bagi kami tidak terlalu penting. Yang penting, dapur tetap ngebul, anak bisa sekolah, dan hidup bisa jalan terus.

Tapi, belakangan ini kok rasanya makin berat. Harga-harga naik, penghasilan segitu-gitu aja. Listrik, air, BBM, beras—semuanya naik pelan-pelan, tapi pasti. Sementara yang kami lihat di berita, para pejabat korupsi terus jalan, elit politik rebutan kekuasaan, dan orang-orang pintar sibuk merasa paling benar sendiri. Kami rakyat kecil cuma bisa geleng-geleng kepala.

Kalau semua pihak mau jujur, Indonesia ini sedang tidak baik-baik saja. Dan itu bukan narasi pesimis, itu fakta. Mari kita ngudoroso, menyampaikan isi hati dengan jujur, tanpa embel-embel kepentingan.

𝙆𝙤𝙧𝙪𝙥𝙨𝙞 𝙙𝙞 𝙀𝙧𝙖 𝙅𝙤𝙠𝙤𝙬𝙞: 𝙈𝙖𝙪 𝘿𝙞𝙖𝙠𝙪𝙞 𝙖𝙩𝙖𝙪 𝙏𝙞𝙙𝙖𝙠, 𝙄𝙩𝙪 𝙁𝙖𝙠𝙩𝙖

Selama pemerintahan Presiden Jokowi, kita menyaksikan banyak pembangunan fisik: jalan tol, bandara, pelabuhan. Tapi di balik itu, kasus korupsi besar justru makin sering muncul. Dana bansos disikat, APBD disunat, proyek fiktif di sana-sini. Bahkan penegak hukum pun ikut bermain. Itu fakta, bukan karangan. Rakyat kecil cuma bisa gigit jari sambil bertanya: sampai kapan?

𝙊𝙧𝙖𝙣𝙜-𝙊𝙧𝙖𝙣𝙜 𝙋𝙞𝙣𝙩𝙖𝙧 𝙈𝙖𝙡𝙖𝙝 𝙎𝙞𝙗𝙪𝙠 𝘽𝙚𝙧𝙚𝙗𝙪𝙩 𝘽𝙚𝙣𝙖𝙧

Yang bikin tambah nelangsa, justru orang-orang terpelajar yang mestinya jadi panutan malah ikut-ikutan. Alih-alih jadi penyejuk, mereka ikut bikin gaduh. Masing-masing merasa paling benar, saling sindir, saling hujat, padahal rakyat butuh solusi, bukan debat.

Seolah-olah bangsa ini sudah kehilangan arah: pemimpinnya sibuk pencitraan, pengamatnya sibuk debat, dan rakyatnya sibuk bertahan hidup.

𝙆𝙖𝙢𝙞 𝘽𝙪𝙩𝙪𝙝 𝙋𝙚𝙢𝙞𝙢𝙥𝙞𝙣 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙈𝙖𝙪 𝙈𝙚𝙣𝙙𝙚𝙣𝙜𝙖𝙧

Kami rakyat kecil tidak butuh janji, tidak perlu pidato panjang. Kami butuh telinga yang mau mendengar dan tangan yang mau bekerja. Kami ingin Indonesia yang lebih adil, hukum yang tajam ke atas dan ke bawah sama rata, serta hidup yang layak untuk anak cucu kami.

𝙈𝙖𝙧𝙞 𝙆𝙚𝙢𝙗𝙖𝙡𝙞𝙠𝙖𝙣 𝘼𝙠𝙖𝙡 𝙎𝙚𝙝𝙖𝙩

Sudah saatnya bangsa ini ngudoroso secara terbuka. Jujur pada keadaan, bukan saling tutup mata. Negeri ini besar dan kaya, tapi sayangnya tidak semua bisa menikmati. Kalau elite terus bertengkar, siapa yang mikir rakyat?

Ngudoroso bukan cuma mengeluh, tapi mengajak sadar. Sadar bahwa perubahan hanya bisa terjadi kalau kita semua jujur—terutama para pemimpin dan kaum terdidik. Jangan lagi rebutan benar, tapi rebutan solusi untuk rakyat.
Salam dari bawah, dari kami yang tidak punya panggung tapi tetap cinta negeri ini.[Editor|MSar|Redaksi Suarakyat.com]

 

DISCLAIMER:
Tulisan ini merupakan bentuk ngudoroso atau curahan hati rakyat arus bawah yang disampaikan secara jujur dan terbuka. Tidak dimaksudkan untuk menyerang pihak mana pun, melainkan sebagai ajakan untuk bersama-sama melihat kondisi bangsa dengan akal sehat dan hati nurani. Jika ada yang merasa tidak nyaman, itu bukan karena tulisan ini menyudutkan, tapi karena realita kadang memang menyakitkan.

Exit mobile version