Satu Jari Menunjuk Orang Lain, Tiga Jari Menunjuk Diri Sendiri
BOYOLALI, Suarakyat.com – Rabu, 22-Oktober 2025, Ketika satu jari kita menunjuk orang lain, tiga jari kita sebenarnya sedang menunjuk diri sendiri, dan jempol menjadi saksi bahwa ucapan kita sedang diuji oleh perbuatan kita. Ungkapan ini sederhana, namun mengandung pelajaran besar tentang introspeksi dan kejujuran hati.
Kita sering begitu mudah menilai, mengomentari, bahkan menyalahkan orang lain. Kita merasa paling benar, padahal belum tentu memahami seluruh cerita. Kita lupa bahwa setiap manusia memiliki ujian dan kekurangan yang berbeda. Saat lidah kita mengucap kritik, seharusnya hati kita bertanya:
“Apakah aku sendiri sudah lebih baik dari yang kukritik?”
Baca juga:
Antara Keindahan Kota dan Kenyamanan Warga di Simpang Siaga Boyolali
Allah SWT telah mengingatkan dalam firman-Nya:
“Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2–3)
Ayat ini menegur siapa pun yang mudah menuding, menasihati, atau menilai orang lain tanpa terlebih dahulu memperbaiki diri sendiri. Sebab ukuran kebaikan bukan pada seberapa pandai kita menilai orang lain, tapi seberapa jujur kita dalam memperbaiki diri.
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Beruntunglah orang yang sibuk dengan memperbaiki dirinya, sehingga tidak sempat mencela orang lain.”
(HR. Al-Bazzar)
Menatap kesalahan orang lain memang mudah, sebab kita memandang dari luar. Tapi menatap diri sendiri butuh keberanian, karena di sanalah kebenaran sejati berada. Orang bijak tidak sibuk mencari aib orang lain, tetapi sibuk memperbaiki dirinya sendiri. Sebaliknya, orang yang gemar menuding akan kehilangan wibawa, karena jari-jarinya sendiri menjadi saksi ketidakkonsistenannya.
Dalam kehidupan bermasyarakat, saling menasihati adalah bagian dari iman. Namun nasihat yang keluar dari hati yang bersih akan sampai ke hati orang lain, sedangkan tudingan yang keluar dari kesombongan hanya akan menimbulkan permusuhan.
Maka sebelum menyebut orang lain tidak baik, mari kita koreksi diri terlebih dahulu. Barangkali tiga jari yang menunjuk ke arah kita sedang berbisik pelan:
“Perbaikilah dirimu sebelum menilai orang lain.”
